Kepatutan Partai Golkar Indramayu dalam Proyeksi Pilkada 2024

Oleh : H. Adlan Daie
Analis politik elektoral dan sosial keagamaan

Indramayu l Radarbangsatv.com – Partai Golkar Indramayu pemenang pemilu 2024 dengan raihan 14 kursi DPRD meskipun “turun” dari raihan pemilu 2019 ( 22 kursi) memiliki “kepatutan” politik dalam proyeksi merebut posisi “bupati” dalam pilkada 2024.

Bacaan Lainnya

Lima figur yang mendapat “surat tugas” sebagai bakal calon bupati Indramayu 2024 dari DPP partai Golkar, yakni H. Daniel Muttaqin, H. Syaefudin, H. Bambang Hermanto, Hilal Himawan dan Yudi Rustomo semua layak dengan segala “plus” dan “minus” nya.

Dengan kata lain partai Golkar “terlalu mewah”, bahkan “tidak patut” diproyeksikan hanya sekedar merebut posisi “wakil bupati” siapa pun kelak di antara lima figur “kandidasi” partai Golkar di atas yang maju mengikuti kontestasi pilkada Indramayu 2024.

Memang di era rezim elektoral dengan prinsip “one man, one vote, one value” (satu pemilih satu suara dalam segala level derajat sosialnya) sejauh penulis baca data update survey per 4 Pebruari 2024 kelima bakal calon bupati partai Golkar tersebut belum “sexi” di mata publik pemilih.

Tapi partai Golkar memiliki “ekosistem” politik sangat memadai untuk merebut kursi “bupati”, yaitu :

Pertama, Partai Golkar memiliki rekam jejak panjang dalam skill teknokrasi politik kekuasaan, adaptif dalam dinamika perubahan “cuaca” politik dan memiliki “DNA” bisa cepat bangkit dari “turbulensi” dan goncangan politik yang dialaminya.

Kedua, peta elektoral pilpres 2024 di Indramayu Paslon 02 (Prabowo Gibran) yang diback up salah satunya partai Golkar meraih 68% adalah modal basis elektoral besar untuk diproyeksikan orkestrasi koalisi politiknya dalam konteks pilkada 2024.

Variabel keunggulan politik partai Golkar di atas harus dikonstruksikan dalam “adrenalin” politik kelima bakal calon tersebut dalam kompetisi elektoral yang mendekatkan pemilih pada figur yang “terpaut” secara kuat dengan partai Golkar.

Dalam riset data survey mayoritas pemilih di Indramayu hampir 70% berwatak “populisme elektoral”, yakni mayoritas pemilih “non politis”, lebih didorong pilihan politiknya oleh faktor “kesukaan” bukan ikatan “ideologis” secara kuat.

Secara teori basis elektual di atas bisa “”digarap” oleh kerja kerja politik bersifat kolosal dan sistemik dengan basis riset survey dan pilihan issue politik secara kontekstual meskipun rumit dan perlu waktu.

Inilah “PR” politik bagi partai Golkar Indramayu di sisa waktu menuju pilkada 2024 dalam proyeksi merebut kursi “bupati” dalam pilkada 2024, sebuah harga “kursi” yang patut bagi partai Golkar sebagai pemenang pemilu 2024 di Indramayu.

Wassalam.

(Zaseda)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *