Pilkada 2024, Belajar dari Alm H Yance

Oleh. : H. Adlan Daie
Analis politik dan sosial keagamaan

Indramayu l Radarbangsatv.com – Dalam beberapa kali diskusi politik sejumlah kawan terlalu “simpel” membaca H. Yance seolah olah power politiknya selama 20 tahun di Indramayu “hanya” ditopang jaringan power birokrasi sehingga disimpulkan siapa pun pemegang kendali “birokrasi” akan memenangkan kontestasi pilkada 2024.

Bacaan Lainnya

Sebagai “orang pertama” yang menulis buku biografi politik (Alm) H. Yance berjudul “Biografi dan Kepemimpinan Politik H. Yance” (2009), lima belas tahun silam, tentu penulis tidak menolak bahwa birokrasi salah satu power politik H. Yance sangat penting sebagai pilar politiknya

Akan tetapi “fakta” bahwa terdapat 40% calon petahana gagal terpilih kembali secara rata rata dalam empat kali pilkada serentak tahun 2015, 2017, 2018 dan tahun 2020 penting direkonstruksi variabel variabel politiknya.

(Tentang data detil bagaimana “petahana” bisa kalah penulis akan menulisnya dalam edisi tulisan lain).

Di luar variabel “birokrasi”:di atas H. Yance sebagai politisi bukan saja punya magnit “kuat” secara elektoral tapi plus representatif secara politik dan legitimated secara sosial karena beberapa variabel politik lain, yaitu :

Pertama, H. Yance adalah politisi yang lahir dan tumbuh dari proses “merangkak” dan “mendaki” dari bawah sehingga membentuk dua karakter kuat, yakni karakter “risk taker”, berani ambil resiko atau punya “nyali’ politik besar dan sekaligus membentuk karakter wibawa politik sangat “kuat”.

Kedua, H. Yance intens “turun” membangun relasi politik dengan simpul simpul kekuatan politik sipil (Tokoh personal lintas ormas, organ wirausaha dll) dengan gaya komunikasi “Dermayonan” yang unik sepintas agak “kasar” tapi itulah kekuatan komunikasi yang membatin dalam sosiologi masyarakat Indramayu.

Memang seperti dalam pepatah Arab “Di kulli zamanin, rijalun, wa kulli rijal li zamanihi”, setiap jaman ada “tokohnya” dan setiap “tokoh” hanya lahir untuk jamannya, terlebih kehadiran Lucky Hakim dalam “kontes” pilkada Indramayu 2024 adalah fenomena “populisme elektoral” baru di mana faktor “kesukaan” menjadi motiv dominan pilihan mayoritas pemilih “non politis”.

Tetapi spiritnya adalah siapa pun kader partai Golkar di mana H. Yance berproses secara politik tidak cukup memadai sekedar bernaung di bawah jaringan politik “pohon beringin” dan sebaliknya calon petahana tidak memadai hanya memainkan orkestrasi “tekanan” politik dengan “pentungan” birokrasi.

Dengan kata lain belajar dari “cara” beliau memenangkan pilkada 2024 harus diletakkan dalam konstruksi variabel variabel politik H. Yance di atas meskipun tidak mungkin “seutuhnya” plus kemampuan adaptasi kerja kerja politik terhadap fenomena tantangan “populisme” elektoral baru.

Kepada Almarhum H. Yance, Lahul Fatihah.

Wassalam

(Zaseda)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *