Sejarah Situs Peninggalan Majapahit Siti Inggil Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, Mojokerto

Mojokerto | Bertempat di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawatimur Jum’at 07/11/2025

Situs peninggalan Majapahit”Siti Inggil”yang terletak di Desa Bejijong Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto kerap di datangi oleh pengunjung baik dari lokal maupun manca Negara

“Siti Inggil”yang tak pernah sepi pengunjung konon menyimpan sejarah murni kerajaan Majapahit yang paling tertua di Majapahit trowulan

Di kutip dari berbagai sumber dari jaman sebelum pemerintahan sekarang yakni para pemimpin dan pejabat sering kali berkunjung ke Siti Inggil,,

Seperti pemaparan sang jurukunci (Mbah Ghofur) menjelaskan pada team jejakkasustv.com,”dari mulai jamannya presiden Soekarno dan beberapa petinggi negara lainnya sering ziarah/ritual disini dulu mas,konon untuk mengenang sejarah bangsa ini,”pungkasnya

>Masih Mbah Ghofur,”semoga kedepan generasi di Indonesia lebih mengenal makna sejarah kearifan lokal yang mendunia,”imbuhnya

Tradisi/budaya warisan leluhur/nenek moyang kita yang patut kita cintai dan kita lestarikan asli dari bumi tanah Jawa yang harus kita jaga bersama agar sejarah di Indonesia lebih di kenal di manca Negara

Saya Supriyanto als ilyas Ketua Umum Lembaga Suwdaya Masyarakat (LSM) Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK) Menambahkan :
Siti Inggil di Trowulan, Mojokerto adalah situs bersejarah yang penting, sering dianggap sebagai lokasi petilasan atau makam pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Situs ini diyakini menyimpan sebagian abu jenazah Raden Wijaya dan merupakan tempat penting untuk ziarah dan ritual, serta memiliki potensi sebagai destinasi wisata budaya. Secara arkeologis, Siti Inggil diperkirakan sebagai mandapa atau bangunan batur (teras) yang digunakan untuk upacara di masa Majapahit, namun fungsi sakralnya bagi masyarakat terus dijaga hingga kini.

Sejarah dan kepercayaan Petilasan Raden Wijaya: Situs ini diyakini sebagai tempat peristirahatan atau lokasi pemujaan Raden Wijaya, pendiri Majapahit.

Tempat penyimpanan abu: Beberapa sumber menyebutkan bahwa situs ini menyimpan sebagian abu dari jenazah Raden Wijaya setelah dikremasi.

Fungsi asli menurut arkeolog: Menurut arkeolog, struktur kuno di bawah bangunan saat ini adalah mandapa (bangunan serbaguna untuk upacara) yang digunakan pada masa Majapahit, bukan makam.

Fungsi sakral saat ini: Meskipun demikian, situs ini tetap menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi masyarakat, terutama pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat Legi dan bulan Sura.
Struktur dan lokasi

Lokasi: Terletak di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto (Mojopahit). Jawa Timur

Struktur kuno: Berupa struktur bata kuno yang menjadi pondasi bangunan.

Bangunan modern: Bangunan, tangga, dan tembok di atasnya dibangun antara tahun 1968-1970 berdasarkan perintah Jenderal Soeharto yang sering berkunjung untuk bersemedi.

Lima makam: Di dalam kompleks Siti Inggil terdapat lima makam yang diyakini sebagai makam Raden Wijaya, permaisuri, dan selir-selirnya.

Struktur tambahan: Di luar makam utama terdapat sanggar pemujaan serta dua makam pengawal Raden Wijaya, yaitu Sapu Jagad dan Sapu Angin.
Potensi dan tantangan
Potensi: Menjadi objek wisata budaya yang penting karena nilai sejarah dan spiritualnya.
Tantangan: Kendala pelestarian meliputi keterbatasan dana dan kesadaran masyarakat untuk menjaga situs ini.

.(BK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *