Oleh : H. Adlan Daie
Analis politik dan sosial keagamaan
Indramayu l Radarbangsatv.com – “Pilpres 2024 merupakan puncak evolusi hingga bisa dikategorikan sebagai kecurangan terstruktur, sistematis dan massif”,
Demikian tulis Megawati Soekarno Puteri , ketua umum PDIP dalam kolom opini di harian “Kompas” (8/4/2024).
Pilkada Indramayu 2024 harus mengambil pelajaran atas kecemasan ketua umum PDIP di atas terhadap praktek berlangsungnya kecurangan pilpres 2024.
Spirit “kecemasan” Megawati, ketua umum PDIP di atas harus menjadi teladan bagi siapa pun (terlebih bagi kader PDIP) dalam momentum pilkada Indramayu 2024 agar pilkada tidak sekedar “sah” secara legal formalistik tapi kokoh secara etik dan legitimate secara moral politik.
Kecemasan Megawati atas praktek kecurangan pilpres 2024 yang tertumpah dalam tulisannya tersebut adalah praktek “abuse of power”, sebuah penyalahgunaan wewenang pelibatan aparat dan anggaran yang “disiasati’ untuk kepentingan elektoral politik.
Birokrasi ditarik keluar dari “tupoksi” (tugas pokok dan fungsinya) sebagai pelayan publik menjadi mesin elektoral politik. Inilah praktek terang terangan dari politik “gentong babi”, menjijikkan.
Dalam konteks itulah Megawati memberi catatan penting bahwa “penguasa eksekutif dituntut standart dan tanggung jawab etikanya agar kewibawaan negara hukum tercipta”, tulis Megawati lebih lanjut di kolom harian “kompas” tersebut.
Pilkada Indramayu 2024 memang tidak “apple to apple” dibandingkan pilpres 2024 tetapi dalam prinsip yang sama dalam UUD 1945, yakni hak hak politik warga “wajib” dilaksanakan negara dan organ turunannya secara “luber” (langsung, umum, bebas, rahasia) dan “jurdil” (jujur dan adil).
Prinsip negara demokrasi dalam perspektif Megawati harus dijunjung oleh para pelaku politik. Prinsip “Vox populi Vox die”, suara rakyat suara tuhan meletakkan rakyat secara bebas tanpa intimidasi negara dalam menentukan pilihan politik.
Dengan kata lain nilai nilai substansi politik dan etika moral bernegara tidak boleh “dikorbankan” hanya untuk meluapkan nafsu merebut kekuasaan dengan “segala cara” dalam kontestasi pilkada Indramayu 2024.
Apakah pilkada Indramayu 2024 mampu menjawab kecemasan Megawati di atas atau justru akan ‘mempertebal” kecemasannya, yakni mengulang kembali sesuatu yang dicemaskan Megawati dalam kecurangan pilpres 2024?
Mari kita tunggu !!!