Peta Jalan Menang Pasangan Luthfi-Dia Ramayana, Analisis Pilkada Kabupaten Cirebon 

Cirebon l RadarBangsaTV.com – Pilkada adalah salah satu dari tiga “misteri” Tuhan selain “jodoh” dan “kematian”, sulit ditebak hasil akhirnya. Politik kata Otto Van Bismoch “the art off possible”, ruang kemungkinan tak bertepi sulit ditebak secara presisi bahkan oleh methode survey “opini publik” sekalipun.

Pasangan Muhamad Luthfi dan Dia Ramayana yang diusung koalisi PKB dan partai Golkar ada dalam ruang kemungkinan politik diatas, memiliki peluang sama dengan pasangan lain untuk memenangkan kontestasi pilkada kabupaten Cirebon 2024.

Bacaan Lainnya

Dalam konteks analisis ada beberapa variabel politik yang membuka ruang kemungkinan pasangan ini akan memenangkan pilkada kab Cirebon 2024 setidaknya memiliki “comparative advantage”, keunggulan komparatif secara politik dibanding pasangan lain :

Pertama, terkait Muhamad Luthfi, calon bupati yang diusung koalisi PKB dan partai Golkar. Ia untuk ketiga kalinya mengikuti kontestasi pilkada kab Cirebon 2024 sebagai “calon bupati” dari PKB.

Terlepas dari dua “kekalahan” sebelumnya tetapi bersamaan dengan itu ia “existing” sebagai ketua DPRD kab Cirebon tentu “tertolong” merawat popularitas dan elektabilitas nya di ruang publik.

Inilah “keunggulan komparatif” Muhamad Luthfi sebagai calon bupati kab Cirebon dibanding kandidat kandidat lain. Ia memiliki “tabungan” elektoral untuk diupgrade ulang secara transformatif dalam konteks pilkada kab Cirebon 2024.

Dalam konstruksi bacaan politik di atas penting dilakukan riset “perilaku pemilih” (bukan sekedar survey opini publik) untuk mendekatkan isu pilihan publik terhadap kehadiran kembali Muhamad Luthfi dalam konteks pilkada 2024.

Ini untuk memandu peta jalan pemenangan sekaligus dengan memasukkan unsur gender dalam posisi “wakil bupati”, Dia Ramayana, dalam sharing elektoral.

Kedua, koalisi PKB dan partai Golkar, dua partai ini tidak perlu dibranding koalisi “religius” dan “nasionalis”, dua istilah “kurang ajar” dalam diksi politik warisan politik “aliran” Herbiet FIet, ilmuan politik Australia (1955) seolah olah partai “religius” bersifat “dikhotomis” dengan partai “nasionalis”.

Koalisi PKB dan partai Golkar pengusung pasangan ini harus meletakkan diri pada kohesi kerjasama elektoral, bukan lagi pada basis isu “nasionalis” atau “religius” tetapi bersifat politik transformatif.

Kemapanan jaringan kedua partai hingga ke akar rumput dan ketrampilan teknokrasi politiknya harus diinjeksi pilihan pilihan isu secara kontekstual dan bermagnit elektoral secara politik. Di situlah kekuatan koalisi kedua partai ini dalam konteks pilkada 2024.

Tentu di luar dua variabel analisis politik elektoral di atas mentalitas keberanian mengambil “resiko” adalah kunci dalam pertarungan politik. Ibnu Athoilah Al Askandary pengarang kitab “Al Hikam”, menulis :

“Pemimpin bermental “singa” meskipun dengan pasukan “kambing kambing” akan memenangkan pertarungan menghadapi pasukan “singa” tapi dipimpin pemimpin bermental “kambing”.

Mentalitas keberanian politik itulah yang harus diinjeksikan secara sistemik untuk menggerakkan “mesin” koalisi partai dan meng orkestrasi jaringan relawan secara “inklusif” berbasis survey.

Itulah jalan menang pasangan Muhamad Luthfi dan Dia Ramayana dalam kontestasi pilkada kab Cirebon 2024.

Wassalam.

Editor : Zaseda
Sumber : H. Adlan Daie
Analis Politik dan Keagamaan

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *