Penulis | Diva Aurora Descasandy
Universitas Muhammadiyah Malang
Radarbangsatv.com | Gunung marapi di sumatera barat ( sumbar ) kembali meletus pada pukul 14.55 WIB, minggu,3 desember akhir tahun 2023. Gunung ini juga dikenal dengan sebutan berapi yang kita ketahui telah meletus berulang kali. Aktifitas gunung marapi ini sudah tercatat mengeluarkan vulkanik sebanyak 50 kali, dan letusan pertama kali gunung api ini tercatat pernah terjadi pada tahun 1822.
Pada saat meletusnya gunung marapi ada sekitar 75 orang pendaki. Sebanyak 49 orang pendaki berhasil di temukan. Dan 12 lainnya masih dalam pencarian, Kepala Basarnas Padang Abdul Malik, Senin (4 Desember 2023), mengatakan 11 pendaki gunung Sumbar ditemukan tewas.Pemerintah kota bukittinggi, sumatera barat mengatakan bahwa petugas BPBD melakukan pembersihan di sejumlah tempat yang terkena abu vulkanik dan menghimbau warganya untuk tetap berada di dalam rumah sampai suasananya kondusif.
Dampak kesehatan dari abu vulkanik terfokus pada infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Salah satu penyebab ISPA adalah partikel yang terkandung dalam abu vulkanik. ISPA merupakan salah satu penyakit yang paling banyak menyerang korban erupsi Gunung Marapi Bencana ini berdampak pada warga masyarakat, khususnya korban. Beberapa tantangan yang dihadapi korban bencana erupsi Gunung Merapi adalah: Kehilangan tempat tinggal sementara atau kehilangan tempat tinggal permanen akibat daerah rawan bencana (termasuk zona merah). kasus kerusakan lahan pertanian dan usaha hancur yang mengakibatkan hilangnya mata pencaharian.
Banyak ayah dan suami menjauh dari keluarga karena mereka memilih tinggal di rumah untuk mengurus rumah dan harta benda mereka dan terus bekerja sebagai petani, tukang kebun, dan peternak. Pemenuhan kebutuhan dasar berupa makanan, minuman, tempat tinggal atau shelter darurat, pendidikan, kesehatan, dan fasilitas air bersih yang tidak memadai. Terdapat fasilitas umum dan sosial yang belum tersedia atau terbatas aksesnya.
Sebagian korban yang selamat dari bencana (penyitas ) Dapat mengalami dampak psikologis jangka panjang yang serius yang memiliki pengaruh pada kesejahteraan psikologis dalam melakukan kegiatan seharihari. Salah satu gejala yang paling sering ditemukan pada korban bencana alam adalah stres pasca trauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
PTSD merupakan gangguan kecemasan yang menyebabkan pasien mengingat peristiwa traumatis. Peristiwa traumatis yang dapat menyebabkan PTSD antara lain perang, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual. PTSD dapat terjadi setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa yang menakutkan atau mengancam jiwa. Belum jelas mengapa peristiwa ini menyebabkan PTSD pada beberapa orang. Penderita PTSD sering kali mengingat peristiwa yang membuat mereka trauma. Faktanya, mereka yang terkena dampak merasa kejadian tersebut seolah terulang kembali. Kenangan akan peristiwa traumatis sering kali muncul dalam mimpi buruk, sehingga menyebabkan depresi psikologis pada orang yang terkena dampak.