Radarbangsatv.com – HIV merupakan sekelompok retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Kondisi klinis spesifik akibat infeksi HIV biasa disebut dengan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). Sekitar 50 persen penderita HIV AIDS di Indonesia adalah remaja. Pada masa remaja, seringkali muncul rasa ingin bereksperimen yang penting bagi kesehatan reproduksi remaja. Karena adanya rangsangan seksual, mencoba hal-hal baru dapat mengarahkan remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah, dan salah satu dampaknya adalah merebaknya penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. Pasien-pasien tersebut tertular karena beberapa faktor seperti wanita hamil, penderita tuberkulosis, penyakit menular, pasangan dari pekerja seks komersial, transgender atau pengguna jarum suntik.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang, jumlah kasus positif HIV/AIDS di Kota Malang pada tahun 2021 sebanyak 329 kasus. Kemudian pada tahun 2022 ditemukan 482 kasus, sedangkan tahun ini hingga Oktober 2023 ditemukan 460 kasus. pada Oktober 2023, dari 460 penderita HIV/AIDS tidak seluruhnya merupakan warga Kota Malang. Mereka terdaftar dari 17 titik layanan yang disediakan Dinas Kesehatan Kota Malang. Pada Oktober 2023, dari 460 penderita HIV/AIDS tidak seluruhnya merupakan warga Kota Malang. Mereka terdaftar dari 17 titik layanan yang disediakan Dinas Kesehatan Kota Malang.
Beberapa upaya yang dapat memutus mata rantai penularan HIV/AIDS di Kota Malang diantaranya memberikan wawasan luas kepada masyarakat terkait dengan pencegahan penularan HIV, agar tidak ditemukan kasus infeksi baru. Jika ada yang tertular, kami berharap orang tersebut tidak menulari orang lain atau temannya dan yang tidak kalah pentingnya adalah pasien tidak menghentikan pengobatannya. Dinas Kesehatan Kota Malang telah menyusun rencana aksi daerah untuk pengobatan tuberkulosis, AIDS, dan malaria. Kebijakan ke depan, semua pasien TBC harus dites HIV/AIDS. Sebaliknya, mereka yang positif HIV/AIDS harus mengalami TBC. Kami juga akan membuka layanan TBC dan HIV terpusat. Semua kelompok sasaran berisiko dan akan mendapat layanan maksimal.
Penulis: Nanda Alfiana Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Ilmu Keperawatan.