Mengenang 4 Tahun Meninggalnya H Yance, Belajar dari Pimpinan Membasis Bumi

Indramayu | RadarBangsaTV.com – Hari ini (16 Agustus 2024) genap empat tahun berpulangnya H. Yance ke peristirahatan damai abadi. Tokoh politik historis dan “Iconic” dalam dua puluh tahun di era reformasi di panggung politik Indramayu (2000- 2020).

Mari kita kirim “Al Fatihah” untuk beliau, semoga dilapangkan kuburnya, diampuni khilaf dan dosa dosanya, dan “legacy” politiknya menjadi amal jariyah untuk beliau. Aamiin.

Bacaan Lainnya

H. Yance (dengan segala kekurangan manusiawi) adalah pemimpin “Membasis bumi”, meminjam diksi penyair Alrizal Malna.

Beliau tumbuh dari proses “benturan” dari bawah, berkeringat politik sepenuhnya dalam peta politik Indramayu dan selalu terlibat “direpotkan” masyarakatnya jauh sebelum menjadi bupati Indramayu.

Tahun 1993, jauh sebelum menjadi Bupati Indramayu, beliau sebagai ketua Pemuda Pancasila, ormas yang selalu dilabeli “premanistik” justru selalu tampil dalam problem yang dihadapi masyarakat.

H. Yance aktif dalam pengadaan air bersih di musim kemarau, pengurasan saluran saluran pembuangan, safari ramadhan, tablig Akbar, santunan anak yatim dll (Mingguan mitra dialog, 13 April 1993).

Proses benturan “politik” dan keterlibatan aktif dalam problem problem sosial tanpa atribut “jabatan” dan luar musim “pencitraan politik” itulah yang membentuk  H. Yance :

Pertama, membentuk dua karakter kuat dalam diri H. Yance. Yakni karakter politik “risk taker”, berani ambil resiko politik dan membentuknya sekaligus sebagai tokoh politik “Power Influence”, memiliki wibawa politik sangat kuat.

Kedua, intensitas tinggi “turun” ke bawah, tidak direpotkan aksesoris protokoler dengan komunikasi politik ala “dermayonan” asli. Tampak “tokmol” apa adanya tapi derai tawa yang mengikutinya menjadikan suasana “cair”.

Ini “langgam” komunikasi politik sulit dicari dalam referensi teori komunikasi politik modern, kecuali dapat diselami oleh pemimpin yang mengerti suasana kebatinan publik yang dipimpinnya.

Memang setiap pemimpin ada zamannya dan setiap zaman ada pemimpinnya. Itulah siklus sunnatullah, tetapi sejarah masa lalu selalu mengajarkan kearifan untuk “menapak” dan “mendaki” jalan masa depan (Q.S. Al hasyr, 18).

Dalam konstruksi kearifan itulah kita belajar dari “kisi kisi” kepemimpinan politik H Yance begitu penting dalam konteks memilih pemimpin dalam kontestasi pilkada Indramayu 2024.

Artinya memilih Bupati dalam kontestasi pilkada Indramayu 2024, betapa pun kebutuhan zaman telah berubah, tetap dalam proyeksi kualifikasi kepemimpinan politik yang “Membasis bumi”.

Pemimpin tidak memadai hanya diserahkan pada hasil olahan pabrik “popularitas” dan “elektabilitas” atau tekanan intimidatif tanpa legitimasi politik dan representasi sosial yang kuat, kokoh dan partisipatif.

Bupati “membasis bumi” adalah pemimpin yang tumbuh mengerti lumpur “musim rendeng”, memahami “banyu” di musim “sadon” dan mengerti terik matahari yang menampar wajah wajah para nelayan di pinggir laut.

Bupati yang pemimpin seperti inilah yang akan menjadi inspirator jalan penuntun masa depan yang mengayomi “keluh kesah” rakyat yang dipimpinnya.

Di sinilah ujian kontestasi pilkada Indramayu 2024 mampukah melahirkan pemimpin yang “membasis bumi” atau sekedar hasil “olahan” pabrik elektoral ibarat lagu Rita Sugiarto “manis yang dijanjikan, pahit yg dirasakan?”.

Wassalam.

Editor : Zaseda 

Sumber : H. Adlan Daie

Analis politik dan sosial keagamaan.

.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *