Isu Kesehatan Mental pada Remaja

Penulis : SALMAN JAUHARI HARTONO Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Ilmu Keperawatan

Radarbangsatv.com | Masa remaja dapat menjadi fase yang paling berisiko untuk mengalami masalah mental. Sebab, remaja harus mengalami berbagai macam perubahan dan tantangan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini juga terjadi saat otak remaja masih terus berkembang. Maka dari itu, anak-anak membutuhkan kesehatan mental yang baik agar dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal. Selain itu, mereka juga dapat membangun hubungan yang kuat dengan orang di sekitar mereka, beradaptasi dengan perubahan, serta menghadapi tantangan hidup. Gangguan mental dapat mengubah cara pandang seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri bahkan bisa berakibat memiliki keinginan untuk bunuh diri. Bersadarkan survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey pada tahun 2022, menunjukkan 1 dari 20 (5,5 %) atau (2,45 %), kebanyakan remaja mengalami gangguan kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.
Faktor penyebab dari kesehatan mental pada remaja yaitu terjadi karena adanya masalah yang dimiliki pada masa transisi remaja dan juga karena adanya kurangnya perhatian orang tua terhadap proses perkembangan anak. Solusi dari masalah kesehatan mental pada remaja dapat diatasi melalui peran keluarga sebagai tempat perlindungan anak, yang utama dengan cara melakukan pendekatan serta kepedulian orang tua terhadap kesehatan mental anak, dan bisa juga dilakukan melalui pendidikan meningkatkan literasi kesehatan mental pada remaja serta menyediakan layanan seperti pengelolaaan setres pada remaja.
Hal yang paling utama dalam menjaga kesehatan mental anak yang masih remaja, yaitu dengan memberikan cinta dan dukungan. Saat anak memiliki hubungan emosional yang erat dengan orangtuanya, risiko untuk mengalami masalah pada kesehatan mental lebih kecil.
Berikut berbagai cara yang perlu diterapkan oleh para orangtua:
1. Para orangtua perlu menunjukkan cinta, kasih sayang, serta perhatian pada anaknya.
2. Ikut serta dalam hidup anak, lalu berikan apresiasi saat mendapatkan prestasi dan memberikan dukungan saat anak merasa gagal.
3. Selalu menghargai ide dan pendapat yang dikemukakan anak.
4. Buatlah rutinitas untuk menghabiskan waktu bersama dengan anak-anak.
5. Selalu bersikap terbuka agar anak mau menceritakan perasaannya, sehingga bisa bersama mencari solusinya.
Berbicara dari hati ke hati dengan anak remaja tentang kondisi dan kesehatan mentalnya adalah langkah awal yang perlu Anda lakukan sebagai orangtua. Jika Anda mengkhawatirkan kesehatan mental anak, mulailah dengan mengajaknya berbicara. Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan mereka menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa Anda, sebagai orangtua, peduli. Selain itu, anak juga mungkin memerlukan bantuan Anda untuk mendapatkan dukungan profesional. Berikut adalah beberapa ide untuk mendorong anak remaja berbicara dengan Anda tentang perasaan mereka:

1. Katakan bahwa bahkan orang dewasa pun memiliki masalah yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri. Tunjukkan bahwa lebih mudah untuk mendapatkan bantuan jika Anda memiliki dukungan orang lain.
2. Beri tahu anak Anda bahwa bukan hal yang aneh jika anak muda merasa khawatir, stres, atau sedih. Juga beri tahu mereka bahwa membuka pikiran dan perasaan pribadi bisa menakutkan.
3. Beri tahu anak Anda bahwa membicarakan suatu masalah sering kali dapat membantu meletakkan segala sesuatunya ke dalam perspektif dan membuat perasaan menjadi lebih jelas. Seseorang dengan pengalaman yang lebih banyak atau berbeda – seperti orang dewasa – mungkin dapat menyarankan opsi yang belum terpikirkan oleh mereka.
4. Sarankan beberapa orang lain yang dapat diajak bicara oleh anak Anda jika mereka tidak ingin berbicara dengan Anda – misalnya, bibi atau paman, teman keluarga dekat, pelatih olahraga atau pemuka agama terpercaya, orang yang lebih tua atau dokter umum.
Jadi, Cinta dan dukungan serta hubungan yang kuat dengan keluarga dan orang-orang terdekat dapat memiliki pengaruh secara langsung dan positif pada kesehatan mental bagi remaja. Bahkan, hubungan emosional yang baik dapat mengurangi kemungkinan remaja mengalami masalah pada kesehatan mental. Berbicara dari hati ke hati dengan anak remaja tentang kondisi dan kesehatan mentalnya adalah langkah awal yang perlu dilakukan oleh orangtua. Jika orangtua mengkhawatirkan kesehatan mental anak, mulailah dengan mengajaknya berbicara. Berbicara dengan anak tentang bagaimana perasaan mereka dapat menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian dan sebagai orangtua memiliki rasa peduli terhadap anak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *