Penulis | Maysa Safa Ristika mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang
Radarbangsatv.comid | Covid-19 adalah virus yang penyebarannya begitu cepat, dengan cara langsung ataupun tidak langsung, dari satu orang ke orang lainnya. Covid-19 mengganggu sistem pernapasan seperti paru-paru, hidung, dan tenggorokan. Sulitnya menangani kondisi ini dikarenakan belum didapatkannya obat dan vaksin agar mempercepat kesembuhan penderitanya. Kondisi ini dipersulit dengan adanya keterbatasannya alat pelindung diri (APD) untuk pekerja medis sehingga pemerintah menetapkan ketentuan yang ketat untuk memutuskan penyebaran Covid-19. Virus Covid-19 membuat perubahan rutinitas sehari-hari, termasuk dalam pendidikan. Sebelumnya sekolah dilakukan dengan cara tatap muka, tapi sekarang sekolah harus dilakukan dengan cara online.
Adanya Covid-19 yang menyerang diberbagai belahan dunia termasuk Indonesia, secara langsung berdampak pada penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di dunia pendidikan. Proses belajar mengajar terganggu dan pembelajaran via daring diterbitkan. Pembelajaran daring/online (e-learning) merupakan inovatif baru dalam dunia pendidikan melalui transmisi informasi melalui perangkat elektronik untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan prestasi siswa. Konsep pembelajaran online mengacu pada konten dan implementasi sistematik dari pendidikan tradisional ke dalam bentuk digital. Saat ini, konsep pembelajaran online diterima secara luas di masyarakat dunia terbukti dengan semakin diterimanya pembelajaran online di dunia pendidikan.
Permasalahan yang muncul tidak hanya terkait dengan sistem lingkungan belajar, tetapi juga kesiapan kelompok yang memungut banyak biaya dari siswa dan guru untuk memenuhi kebutuhan belajar online mereka. Hal yang diperlukan untuk internet tumbuh tajam, beberapa orang tua siswa tidak mau membelikan kouta. Padahal ini penting bagi siswa, seberapa banyak waktu yang siswa miliki untuk belajar dan seberapa banyak kuota yang mereka miliki, apakah orang tua mereka mempunyai penghasilan rendah atau kelas menengah ke bawah (miskin). Banyak siswa yang keterbatasan jaringan dan tidak mampu membeli kouta sehingga tidak bisa melanjutkan sekolah dikarenakan pembelajaran via daring tidak bisa dipisahkan dari layanan internet dan kouta. Akses layanan internet menjadi suatu masalah bagi siswa yang kesulitan menggunakan jaringan internet di rumah, apalagi siswa tersebut berada di desa, yang terpencil dan tertinggal. Walaupun memakai jaringan internet, terkadang tidak ada koneksi karena letak geografisnya tidak terjangkau jaringan internet. Permasalahan ini menjadi hal yang sering terjadi pada pembelajaran daring, hingga pelaksanaan pembelajaran daring tidak maksimal.
Solusinya adalah pemerintah harus mempunyai ketentuan untuk membuat penyedia layanan aplikasi online gratis, yang bekerja sama dengan pihak jaringan internet dan penyedia layananan aplikasi untuk mendukung belajar via online. Administrator harus membuat rencana pembelajaran baru untuk pembelajaran via daring/online. Pihak sekolah harus memperkenalkan panduan e-learning (bimtek) tentang proses implementasi daring/online dan memberitahukan untuk para orang tua dan siswa melalui koran/media cetak dan media sosial tentang proses implementasi e-learning dan bagaimana hubungannya dengan peran dan tanggung jawab mereka. Saat belajar daring, sangat penting untuk menambahkan pesan edukasi kepada para orang tua dan siswa tentang merebaknya virus Covid-19. Itu sebabnya kami menemukan pembelajaran yang sama seperti di kelas luring, tetapi online. Efeknya sangat baik, program memenuhi tujuan dan hasil pembelajaran tercapai.