Indramayu l RadarBangsaTV.com – H. Bambang Hermanto, biasa dengan sapaan politik “Kang Baher” satu satunya calon dari tiga calon bupati Indramayu 2024 dari sisi demografis 100% mewakili legitimasi dan representasi politik “Indramayu Barat”.
Dalam konteks kontestasi pilkada Indramayu 2024 Kang Baher harus diletakkan dalam spirit akuntabilitas politik pemekaran “kabupaten” baru, yakni kabupaten “Indramayu Barat”, disingkat “Inbar”.
Memandatkan proses pemekaran “Inbar” pada politisi siapa pun tanpa “credensial” demografis representasi politik wilayah barat hanyalah janji dan “omon omon” belaka, paling jauh minta “barter” dan “jual beli” elektoral musiman.
Terlebih dimandatkan kepada calon bupati tanpa representasi demografi politik “Inbar” dan “mabok” kuasa terus memperluas, menumpuk numpuk kuasa politik dan menekan sebanyak banyaknya rakyat. Pasti ambyaaaar.
Di sini pentingnya Kang Baher sebagai satu satunya calon bupati dari representasi politik “Inbar”, sebuah jalan pembuka “katup politik”, sehingga tidak sia sia belaka usulan kabupaten baru “Inbar” yang telah menjadi usulan “resmi” pemerintah provinsi Jawa barat ke Kemendagri.
Perjuangan politik pemekaran “Inbar’ adalah cara legal opsi bernegara untuk memperpendek rentang kendali layanan publik dan akselerasi peningkatan IPM lebih fokus, kreatif dan terukur.
Masyarakat Indramayu manapun tidak ada yang dirugikan dengan opsi pemekaran “Inbar” termasuk kabupaten “induk” Indramayu, kecuali sama sama didekatkan pada layanan publik dan akselerasi peningkatan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan dan proporsional demografis.
Konstruksi analisis di atas hendak menegaskan bahwa memenangkan “Baher” dalam konteks pilkada Indramayu 2024 memiliki “insentif” penting dalam percepatan pemekaran “kabupaten baru”, yakni kabupaten “Indramayu Barat”, disingkat “Inbar”.
Artinya, memenangkan “Baher” sebagai bupati akan membuka jalan lebih mudah dan akseleratif bagi perjuangan pemekaran kabupaten “Inbar”. Pasalnya posisi jabatan politik “Baher” kelak memiliki mandat representasi politik dari “Indramayu Barat”.
Aliansi taktis bersama kabupaten/kota lain dalam kesamaan tuntutan pemekaran untuk loby “pencabutan” moratorium pemekaran daerah otonomi baru ke pemerintah pusat lebih mudah pula karena kesamaan koneksi partai dengan koalisi partai pengusung “Baher”.
Pun “kekhususan” : alokasi APBD untuk menandai keseriusan pemekaran menjadi daerah otonom baru tidak terkendali kebijakan bupati. Itulah pentingnya Baher menang dalam pilkada Indramayu 2024 agar tidak tertipu janji janji manis tapi ujungnya “sakitnya tuh di sini”.
Itulah pentingnya memperjuangkan Baher dari representasi “Inbar” untuk mengawal “kekhususan” alokasi APBD tersebut, sekali lagi, sulit dimandatkan pada siapa pun yang tidak memiliki relasi “primordial” dengan lanskap sosial Indramayu Barat
Ke sanalah perjuangan perjuangan politik Baher dalam konteks pilkada 2024 digerakkan, tidak semata mata untuk Indramayu Barat melainkan seluruh rakyat Indramayu menikmati pendek dan mudahnya layanan publik yang semakin dekat.
Wassalam.
Editor : Zaseda
Sumber : H. Adlan Daie
Analis Politik dan Keagamaan