Surat Al-Asr

RadarbangsaTV.com

Wal-‘asr. innal-insana lafi khusr. illallazina amanu wa ‘amilua-saalihaati wa tawaasau bil-haqqi wa tawaasau bis-sabr

Artinya: “ Demi masa. sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

Wal-Asr (demi masa)
Al-Asr berarti waktu Ashar (sore). Bisa juga dimaknai menekan sesuatu atau memeras. Surat Al Asr mengajarkan pentingnya memanfaatkan waktu untuk hal-hal positif. Betapa banyak waktu yang kita lalui tanpa ada peningkatan iman dan amal. Surat ini mengisyaratkan waktu itu sangat berharga. Sehingga harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Innal-insaana lafii Khusr (sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian)
Khusrin itu bisa berarti negatif. Insan bermakna lupa dan merasa senang, atau sifatnya manusia.

Illalladzina Aamanu wa ‘amilus-shalihati wa tawa shau bil-haqqi wa tawashaubis-shobr (kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran).
Semua manusia akan celaka kecuali mereka yang beriman kepada Allah, Malaikat, kitab-kitab, Rasul, hari akhir, qada dan qadar.

Iman adalah syarat mutlak seseorang untuk masuk surgaNya Allah. Orang-orang beriman dan beramal saleh adalah manusia terbaik.

Karakter iman manusia yaitu ” Al-Imanu yazidu wa yanqush” (iman itu naik dan turun). Jadi, iman bisa naik tergantung ketaatan seseorang.

Berbeda dengan imannya para malaikat yang senantiasa sama karena tidak bertambah atau pun berkurang.

Sedangkan iman para Nabi terus meningkat dan tidak pernah berkurang meskipun diberi ujian berat.

Selanjutnya agar terhindar dari kerugian, jadilah orang yang senantiasa saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kita tidak cukup hanya beriman dan beramal saleh, namun harus saling menasihati untuk memperjuangkan kebenaran.

Kita juga dituntut untuk bersabar. Sabar itu menjaga lisan, anggota tubuh dan perbuatan dari murkanya Allah.

Kata para ulama, sabar itu ada 3 macam yaitu sabar dalam ketaatan (beribadah), sabar dalam menjauhi maksiat dan sabar menghadapi takdir Allah.

Untuk itu, di sisa sisa hidup ini jangan sia siakan untuk berbuat baik, untuk bekal di akhirat.

Penyusun: Supriyanto als Ilyas Ketua Umum Generasi Muda Indonesia Cerdas Anti Korupsi (GMICAK).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *