MOJOKERTO I Radarbangsatv.com – Jajaran Polres Mojokerto bersama TNI dan Satpol PP, melakukan razia rumah kos dan wisma.
Tujuannya untuk mengantisipasi keamanan dan kenyamanan di bulan Ramadan 1442 H – 2021.
Razia gabungan digelar pada Kamis malam (15/4/2021) sekira pukul 20.00 WIB.
Petugas, alhasil menangkap basah 5 (lima) pasangan selingkuh, atau pasangan bukan suami istri yang berada di dalam rumah kos dan wisma yang berada di kawasan Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Dari pantauan di lapangan sasaran pertama aparat gabungan menyisir dua rumah kos yang terindikasi rawan peredaran Narkoba di wilayah Kecamatan Mojosari.
Di tempat tersebut, seluruh penghuni kos diperiksa Identitasnya.
Petugas tidak menemukan satupun penghuni kos yang terindikasi Narkoba maupun pasangan yang bukan suami istri.
Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander yang memimpin langsung razia tesebut, memberikan arahan kepada seluruh penghuni rumah kos, agar tetap menjaga keamanan dan kenyamanan Kamtibmas selama bulan suci Ramadan.
Selanjutnya, petugas bergeser menyisir rumah kos dan wisma yang ada di Jalan Jayanagara, Kecamatan Puri.
Mereka menemukan 5 pasangan bukan suami istri di dalam kamar kos.
Kemudian mereka digelandang petugas ke Mapolsek Puri, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan dilakukan tes urine.
“Ada 10 orang yang kita amankan dari tiga kamar kos dan wisma yang berada di wilayah Kecamatan Puri. Mereka saat ini sedang menjalani pemeriksaan dan tes urine,” jelas AKBP Dony.
Dony mengatakan, razia ke rumah-rumah kos maupun wisma yang digelar bersama Forkopimda ini, untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang aman.
Razia yang digelar kali ini, dengan sandi “Operasi Mesra” ini menyasar warga yang sering melakukan tindakan-tindakan kriminal, ataupun prostitusi, khususnya di bulan suci Ramadan.
“Razia ini digelar secara serentak di 14 (empat belas) kecamatan, di Kabupaten Mojokerto, khususnya di tempat-tempat yang sering dijadikan tempat prostitusi,” ungkap Kapolres.
Lebih lanjut Dony mengatakan, operasi ini digelar untuk mengantisipasi warga luar kota yang sudah mudik lebaran lebih awal.
“Yang dikhawatirkan ada warga yang sudah mudik lebaran sebelum masa lebaran. Kami cek identitas mereka apakah mereka di sini memang bekerja atau warga baru,” tandasnya. (Wita/ Bon/ Agus/ Pria Sakti).